Grid

GRID_STYLE

Breaking News

latest

Perkuat Kesadaran Politik Perempuan, DPK SULUH Indonesia Kota Ternate, Gelar Konferensi

TERNATE, KoranMalut.Co.Id - Dewan Pimpinan Kota (DPK) Suluh Perempuan Indonesia Kota Ternate, gelar Konferensi Kota ke-1, di aula II Asrama ...


TERNATE, KoranMalut.Co.Id - Dewan Pimpinan Kota (DPK) Suluh Perempuan Indonesia Kota Ternate, gelar Konferensi Kota ke-1, di aula II Asrama Haji Kelurahan Ngade Kota Ternate, sabtu (27/11).

Konferensi dengan mengusung tema “Menuju Era Baru Perempuan, Dengan Poros Politik Anti Oligarki” ini, dihadiri sejumlah organisasi kemahasiswaan dan penanggung jawab Partai Rakyat Adil Makmur (PRIMA) Provinsi Maluku Utara.

Dwi Salatu, Ketua DPK Suluh Perempan Indonesia Ternate, dari sambutannya mengatakan, Bahwa saat ini perempuan memiliki peranan yang sangat penting dalam pembangunan, sebab jika dilihat dari segi jumlah penduduk. Hampir separuh jumlah penduduk Indonesia adalah kaum perempuan. Artinya kontribusi kaum perempuan sangat berpengaruh dalam produktifitas lokal maupun nasional. Olehnya itu Perempuan Harus mengambil bagian dalam ruang lingkup. Ekonomi, pendidikan, kesehatan, budaya, politik untuk bisa menuju pada tatanan kehidupan masyarakat yng adil dan makmur.

“Harapan besar kami lewat konferensi kota yng pertama ini, menjadi salah satu langkah progres kami untuk bisa membangun kesadaran perempuan berbasis masa sebagai salah satu gerakan Kolektif yang Revolusioner sampai pada perwujudan kesetaraan gender dan kesejahteraan sosial”. Kata Dwi.

Terpisah dari itu, Ketua DPW Suluh Perempuan Indonesia Malut, Nita Djengel, pada saat sambutan konferensi menyampaikan bahwa, suluh perempuan adalah organisasi perempuan yang berbentuk massa dan berasazkan pancasila. Dia juga menyatakan sebelumnya organisasi perempuan ini beranama Aksi Perempuan Indonesia Kartini (API-Kartini) yang lahir di jakarta pada saat konferensi perempuan tahun 2014. Lanjutnya, namun pada kongres ke dua di Bogor, di rubah namanya menjadi Suluh Perempuan Indonesia.

“Suluh Perempuan Indonesia sampai saat ini masih tetap konsisten memperjuangkan kesetaraan Gender dan sosial. Berjuang membebaskan perempuan dari belenggu penindasan”. Terangya.

Tambahnya lagi, problematika sekarang ini, yang paling merasakan dampak dari sistem neoliberalisme adalah perempuan itu sendiri. Sejarah perjuangan kemerdekaan bangsa ini, perempuan juga telah ikut mengambil bagian dalam perjuangan kemerdekaan republik Indonesia. “Oleh sebab itu perempuan harus menjadi pelopor dalam gerakan perubahan, dengan membangun kesadaran politik secara kolektif”. Tandasnya.

Sementara itu, Andika Shaputra yang juga penanggung jawab PRIMA Malut, dalam sambutannya mengatakan, proses perjuangan perempuan dalam 20 tahun terakhir pasca reformasi memang sudah ada kemajuan gerakan secara afirmatif dan telah diakui secara administratif oleh negara dalam keterwakilan perempuan di kanca parlemen. Akan tetapi perempuan dalam proses perjuangan politik dari wilayah investigasi dan advokasi terkait masalah kekerasan seksual, tidak dibarengi dengan regulasi atau payung hukum yang melindungi.

“Dari sekian perempuan yang duduk di kursi parlemen, seakan-akan tidak memiliki kekuatan apa-apa, buktinya adalah RUU PKS yang tidak berhasil disahkan”. Ujarnya.

Lanjut dia, berangkat dari hal ini lah, Suluh Perempuan dan beberapa elemen gerakan secara nasional membangun sebuah partai alternatif dan poros politik baru untuk menjawab problem politik perempuan dan masyarakat luas sekarang ini. Dan Partai tersebut adalah Partai Rakyat Adil Makmur (PRIMA). 

“Prima adalah partai politik yang anti oligarki, partai politik yang anti sistem politik dinasti dalam kepartaian”. Tegas Andika di ikuti tepuk tangan meriah.**(ag)

Tidak ada komentar