Grid

GRID_STYLE

Breaking News

latest

Pasca Pilkada 2020 Kepala Daerah Tersandra

  Amanah Upara : Akademisi & Staf Ahli DPR. RI   KoranMalut.Co.Id - Dalam sebuah kompetisi atau pertarungan apakah permainan bola atau t...

 Amanah Upara : Akademisi & Staf Ahli DPR. RI 

KoranMalut.Co.Id - Dalam sebuah kompetisi atau pertarungan apakah permainan bola atau tinju atau kompetisi apapun pasti ada yang menang dan ada yang kalah tidak ada menang-menang ataupun kalah-kalah, begitu pula dalam Pemilu dan Pilkada pasti ada yang menang dan ada yang kalah, merupakan hal yang lumrah.                    

Kompetisi dalam Pemilu dan Pilkada hasilnya indah ketika yang kalah mengakui kekalahannya dan yang menang merangkul yang kalah untuk sama-sama membangun bangsa dan negara. Karena yang menang dalam Pemilu dan Pilkada justru memiliki pekerjaan besar untuk merealisasikan visi-misinya. Pasti memiliki tantangan dan rintangan tersendiri, baik dari kalangan oposisi yang selalu mengontrol dan mengkritik setiap kebijakan yang diputuskan pemerintah. Maupun dari tim sukses yang menuntut untuk mendapatkan jabatan, pekerjaan, proyek dan lain sebagainya. Bahkan urusan yang bersifat pribadi sekalipun seperti hitanan, perkawinan dan ulang tahun kadang perlu uluran tangan kepala daerah. 

Sebagai tim sukses seharusnya mendukung pemerintah agar dapat merealisasikan visi-misi dan program kerjanya. Jangan menuntut berlebihan, boleh saja menuntut tapi harus sesuaikan dengan kondisi Pemerintah Daerah baik dari sisi keuangan, ketersediaan proyek dan ketersediaan lowongan pekerjaan. Jika tidak akan membuat kepala daerah tersandara oleh kepentingan tim sukses, akibatnya mengganggu kinerja pemerintah dan memperhambat realisasi visi-misi dan program kerja. Tapi itulah resiko Pilkada langsung di negara berkembang dan pada masyarakat yang pendidikan politiknya masih rendah, sulitnya lapangan kerja dan ekonomi pas-pasan. Sudah pasti masyarakat mendukung kandidat dengan harapan mendapatkan duit (materi), mendapatkan jabatan, mendapat peroyek, mendapatkan pekerjaan, dll. 

Prilaku politik seperti ini berbeda dengan masyarakat di negara maju yang pendidikan politik sudah baik seperti Amerika Serikat, Australia, Jerman dan Prancis, masyarakat mendukung calon Presiden dan Gubernur di negara bagian masyarakat yang menyumbang uang dan mensosialisasikan kandidatnya agar terpilih menjadi Presiden dan Gubernur. Dengan harapan pemimpinnya dapat merealisasikan visi-misi dan program kerja serta dapat membawa negaranya lebih maju. Prilaku politik masyarakat yang baik seperti ini memudahkan masyarakat (tim sukses) untuk mengontrol pemerintah, bahkan pada Pemilu priode berikutnya masyarakat bisa memilih kembali kandidatnya atau tidak tergantung kinerjanya. Namun tim sukses pada negara berkembang sulit untuk mengontrol pemerintah, walaupun kebijakan pemerintah keliru karena memiliki kepentingan dengan punguasa. Akibatnya pembangunan di daerah tidak maju, lapangan pekerjaan tidak tersedia, kemiskinan dan pengangguran semakin banyak. 

Sebagai kepala daerah jika kondisi daerah pasca Pilkada seperti ini, bagai sebuah ungkapan klasik tentang sebuah Petualangan (Pertarungan Politik), tidak terlalu indah ketika sudah sampai ke "Pulau Harapan" (Kemenangan), namun keelokan tertinggi justru ada pada pasca petualangan tersebut. Selebrasi kemenangan dan duka kekalahan bukan akhir dari segalanya, namun yang paling penting adalah proses persiapan diri untuk menghadapi, menempuh perjalanan panjang yang terjal, menghadapi badai, rintangan dan tantangan. Diharapkan kesabaran untuk manaiki tangga, menghadapi dan melampaui beberapa rintangan terjal disepanjang perjalanan.

Tidak ada komentar