Grid

GRID_STYLE

Breaking News

latest

Pembangunan RTH Belum Tercapai, Ada Apa?

Jailolo, KoranMalut.Co.Id - Pembangunan  RTH yang direncanakan dari kepemimpinan Danny Missy hingga James uang hingga kini belum juga tercap...


Jailolo, KoranMalut.Co.Id - Pembangunan  RTH yang direncanakan dari kepemimpinan Danny Missy hingga James uang hingga kini belum juga tercapai.

Hal ini terlihat dari ruko yang telah dibongkar sekitar empat tahun lalu hingga kini belum ada pembangunan sama sekali nyaris mangkrak.

Padahal sejak kepemimpinan Danny Missy sudah direncakan ada pembangunan di areal tersebut hingga ada pembongkaran di areal depan toko Megaria itu. kemudian dilanjutkan pada pemerintahan James uang bakal di bangun RTH.

Dengan pemandangan lahan kosong itu membuat wajah kota Jailolo terlihat gersang dan tidak teratur.

Salah satu masyarakat atas nama Ifan, mengatakan lokasi ini sudah lama dibongkar dan tidak ada pembangunan sama sekali sampai sekarang.

Pemerintah daerah pernah bilang bangun tetapi dorang bolong bangun sampe sekarang, makanya kota terlihat tidak teratur dan sedikit terbengkalai, kata Ifan kepada koranmalut, Rabu, (8/5/2024).

"Semoga di pemerintahan berikut dong bisa bangun dan bisa perbaiki ruko yang sudah di bongkar sampe terlihat model begini, kami masyarakat harap bisa perbaiki kalau sudah berani membongkar harus berani membangun," tutupnya.

Perlu diketahui pembongkaran ruko tersebut sejak tahun 2019 dan direncanakan ada pembangunan pada jaman kepemimpinan Danny Missy, namun lahannya dibayar secara bertahap dengan pembayaran awal masa pemerintahan James uang sebesar Rp.500 juta dan hingga saat ini masih dalam proses pelunasan.

Beberapa waktu lalu kepala bagian pemerintahan Fadli Husen menyatakan akan melunasi lahan RTH tersebut dengan sisa nilai pembayaran Rp.700 juta namun hingga kini belum ada informasi yang jelas ketika diwawancarai wartawan Kabag pemerintahan mengatakan saya tidak tahu nanti liat data dulu," ucapnya.

Mirisnya dua periode dengan kepemimpinan yang berbeda belum berhasil membangun di lokasi yang telah dibongkar.

Salah satu pemerhati daerah Tamin ilan Abanun mengatakan, membangun Kecamatan Jailolo itu tidak sama seperti membangun Kecamatan Ibu atau Loloda, karena konsep atau model membangunnya pasti berbeda. Kecamatan Jailolo dalam klasifikasi daerah saya juga belum tahu jelas apakah sebagai kecamatan maju cepat tumbuh atau maju tertekan atau berkembang cepat, bila dibandingkan dengan kecamatan Loloda misalnya, yang klasifikasinya sebagai kecamatan relatif tertinggal. Oleh karena itu model membangun pun pasti berbeda artinya bahwa kecamatan Loloda untuk saat ini belum membutuhkan kota hijau, mengapa Karena kecamatan Loloda itu daerah tertinggal.

Lanjut dia, yang konsep membangunnya adalah penanggulangan kemiskinan dan membuka isolasi daerah maka strategi percepatan pembangunan adalah pemerintah daerah harus melaksanakan dua hal yaitu program pemberdayaan kepada masyarakat Loloda serta mempercepat dan meningkatkannya infrastruktur pendukung ekonomi seperti jalan dan jembatan. 

Tapi untuk kecamatan Jailolo beda lagi konsep membangunnya. Karena klasifikasi sebagai daerah maju dalam konteks halbar, maka strategi membangunnya adalah menarik investasi dan meningkatkan promosi daerah.

jika Pemda dalam hal ini Bupati James uang memahami akan hal ini maka apapun kondisi keuangan halbar, merosot sekalian pun, tapi ruang terbuka Hijau harusnya dibangun. 

Sebab kalau strateginya adalah menarik investasi maka pemerintah daerah tidak hanya menyiapkan daerah dalam keadaan kondusif saja tapi harus juga bisa merubah wajah kota agar terlihat indah dan menarik, karena investor atau pebisnis lebih suka di daerah-daerah yang ramai dan lengkap fasilitas kotanya. Ini yang harus dipikirkan oleh Pemda. Untuk apa kita promosi daerah setiap tahun tapi wajah kota tidak pernah berubah. Siapa yang mau datang dan tinggal lebih lama di Jailolo. 

Ia menuturkan, oleh karena itu, Momentum Pilkada 2024, Halbar butuh pemimpin yang paham akan pembangunan daerahnya, sehingga bisa mengetahui bagaimana cara membangun ke 9 kecamatan yang ada di kabupaten Halmahera Barat ini. 

Sebab yang kita takutkan jangan sampai bupati baru pilihan rakyat pada momentum Pilkada Halbar 2024, setelah pelantikan melakukan pinjaman terus uangnya tidak diperuntukkan untuk ruang terbuka Hijau sama seperti nasib 159 M dan 208 M. Semoga jangan terjadi.

"Pemimpin Halbar baru 2024 adalah pemimpin yg sanggup meneropong pembangunan halbar kemudian Menakar masalah dan akhirnya bisa menawarkan solusi untuk keberlanjutan pembangunan halbar dalam 5 tahun ke depan. Bukan pemimpin yang terobsesi dengan kepentingan jangka pendek dan pragmatis sehingga mengabaikan pembangunan daerah terutama dalam pembangunan ruang terbuka Hijau," tutupnya. (Riko).

Tidak ada komentar