Grid

GRID_STYLE

Breaking News

latest

MARI WUJUDKAN DESA PUNE MENUJU DESA WISATA

Penulis : S.S Manyila HALUT, KoranMalut.Co.Id - Perencanaan Pengembangan desa wisata menjadi salah satu program pemerintah untuk menjadikan ...


Penulis : S.S Manyila

HALUT, KoranMalut.Co.Id - Perencanaan Pengembangan desa wisata menjadi salah satu program pemerintah untuk menjadikan desa-desa tertinggal menjadi desa yang maju dan berkembang  (Target Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Pengembangan 244 Desa Wisata di Indonesia), dalam perkembangannya beberapa desa yang memiliki potensi mulai berubah, namun jika tidak diadakan pemetaan potensi yang ada akan menjadikan desa wisata dimana saja sama, tanpa ada kekhasan khusus.

Sehingga diperlukan pemetaan potensi desa yang nantinya akan menjadi salah satu ciri brending dan dapat dikembangkan menjadi acuan desa wisata. Karena setiap desa memiliki karakter yang khas (kearifan lokal dan potensi sumber daya alam) serta dapat menjadikan nilai jual tersendiri.

Pada akhir tahun 2018, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat ada 1.734 desa wisata dari total 83.931 desa di Indonesia. Bahkan Kementerian Desa PDTT menargetkan jumlah desa wisata bertambah menjadi 10.000 desa wisata pada tahun 2020 (baca: masterplandesa.com).

Dari 1.734 desa wisata d Indonesia, Maluku Utara dan Maluku memeliki jumlah desa wisata terendah di Indonesia yaitu 23 desa wisata. hal ini perlu di dorong agar desa yg memiliki potensi sumber daya alam d sektor pariwisata dapat d kembangkan menjadi desa wisata.


Desa Pune merupakan desa di daerah pesisir pantai dan dataran yang lokasinya berada di Kecamatan Galela kabupaten Halmahera Utara. Desa ini memiliki potensi pariwisata Tanjung Bongo Galela, Talaga Biru, Pantai Lopong, Air Panas Bawah Laut,  Meriam Peninggalan Perang Dunia Ke II dan potensi kearifan lokal untuk dikembangkan menjadi desa wisata, sehingga dibutuhkan pemetaan potensi yang ada.

langkah-langkah strategis untuk mengembangkan potensi desa menjadi desa wisata (baca: berdesa.com 2015) :

1. Identifikasi potensi desa melalui rembug bersama seluruh komponen desa dari semua kalangan. Potensi yang bisa menjadi komoditas bisa bermacam-macam dari segala aspek. Bisa keindahan alam, hasil bumi, kekayaan flora fauna/hayati, sosio kultural, masyarakat, tradisi atau hal-hal yang bersifat khas/unik yang tak dimiliki daerah lain. Pastikan potensi unggulan yang akan dijadikan komoditas utama

2. identifikasi permasalahan yang bisa jadi penghambat bagi pengembangan potensi wisata desa, mulai dari yang bersifat fisik, non fisik atau sosial, internal dan eksternal. Atau bisa saja permasalahan tersebut jika diolah dengan cara tertentu justru permasalahan itu bisa menjadi potensi

3. Perlunya komitmen yang kuat dari seluruh komponen desa untuk menyamakan pendapat, persepsi dan mengangkat potensi desa guna dijadikan desa wisata. Komitmen ini yang menjadi dukungan terkuat bagi terwujudnya dan keberlangsungan desa wisata

4. identifikasi dampak baik dampak positif maupun negatif dari sebuah kegiatan wisata sesuai kekhasan masing-masing desa. Masing-masing desa memiliki karakteristik sendiri akan menghasilkan dampak yang juga berbeda satu sama lain terutama perubahan-perubahan sosial kultural

5. Komitmen yang kuat dari seluruh komponen desa untuk menggandeng Pemerintah Daerah dan jika perlu menggandeng pihak swasta. Pikirkan dan identifikasi juga dampak jika bekerja sama dengan pihak swasta. Termasuk di sini untuk penganggaran guna pembangunan desa wisata dengan menggunakan seluruh sumber daya ekonomi yang ada

6. Menyiapkan segala perangkat-perangkat aturan/regulasi norma yang lebih bertujuan untuk mengawal pengembangan desa wisata dan mengawasi potensi-potensi penyimpangan yang mungkin saja bisa terjadi. Regulasi disiapkan agar berjalannya aktivitas wisata beserta dampaknya tetap berada dalam koridor regulasi sebagai payung hukumnya

7. Melakukan pelatihan-pelatihan bagi seluruh komponen desa, termasuk pemerintah desa tentang manajemen pariwisata, bagaimana mengelola tempat wisata, manajemen tamu/pengunjung, beserta inovasi-inovasi yang perlu dikembangkan mengingat sebagaimana sektor lainnya sektor pariwisata pun mengalami fluktuasi dan bisa mengalami “kejenuhan”

8. Gunakan segala media untuk memperkenalkan dan mempublikasikan potensi wisata di desa baik media konvensional maupun non konvensional, seperti media internet. Internet kini menjadi sarana publikasi yang sangat efektif yang bisa menjangkau seluruh belahan bumi. Tempat wisata yang lokasinya terpencil pun bisa diketahui oleh orang di belahan dunia lain pun berkat teknologi internet
Belajar pada kesuksesan desa wisata lain atau studi banding. Kita bisa belajar banyak pada keberhasilan desa wisata lain khususnya yang sejenis. Karena tipikal permasalahan dan tantangan masa depan yang bakal dihadapi kurang lebih sama. Hanya dengan manajemen profesional dan inovatif saja desa wisata akan eksis dan kompetitif dan dapat melalui ujian yang bersifat internal, eksternal maupun regional internasional.

Tidak ada komentar