Grid

GRID_STYLE

Breaking News

latest

Generasi Muda Peduli Politik

KoranMalut.Co.Id - Indonesia sebagai negara yang berpenduduk lebih dari 250 juta orang merupakan negara kesatuan yang berlandaskan asas keda...


KoranMalut.Co.Id -
Indonesia sebagai negara yang berpenduduk lebih dari 250 juta orang merupakan negara kesatuan yang berlandaskan asas kedaulatan di tangan rakyat, maka dapat di pahami bahwa keterkaitan antara negara dan rakyat sangat erat. dari rakyat, oleh rakyat untuk rakyat adalah salah satu simbol dalam proses demokrasi.

keterkaitan itu menjadi sebuah kekuatan bahwa proses demokrasi tidak lepas dari keputusan-keputusan untuk mencapai sebuah tujuan yang menjadi landasan dasar negara dan mempunyai nilai potensial penting dalam mewujudkan cita-cita negara.walau di satu sisi juga pergesekan yang terjadi karna banyaknya kepentingan tak bisa dielakan.

Proses demokrasi yang mengharuskan seluruh elemen terlibat dan saling mempengaruhi demi terciptanya tujuan yang telah ditetapkan dalam sebuah landasan dasar, Sayangnya hanya disikapi dingin oleh sebagian kalangan tak terkecuali anak muda.

Politik yang terkesan sebagai jalan untuk merebut kekuasaan, pemerintah, dan memimpin dianggap terlalu rumit bagi anak muda yang lebih cenderung bersifat bebas dan menginginkan kebebasan. Selain alasan ini pula, politik yang sering dimainkan oleh para “orang tua” terkesan bertele-tele dan rumit untuk diikuti.

Contoh sederhana yang ditemui dalam kehidupan sehari-hari seperti jarangnya anak muda datang ke kantor kecamatan atau kekelurahan atau instansi lainnya bila tidak dalam keperluan mendesak,seperti pembuatan KTP,  pembuatan kartu Ak1 (kartu pencari kerja), dan SKCK.

sikap ini dimunculkan karna pemahaman yang buruk mengenai hal – hal yang langsung tersentuh oleh anak muda itu sendiri. iya, tergesek langsung oleh sebuah citra yang terbuat dari sebuah pemahaman orang sekitar mengenai, sistem pemerintahan yang paling dekat dengan rakyat

citra buruk yang dibuat oleh orang-orang sekitar menimbulkan sebuah kesan yang rumit, terlalu banyak proses panjang, belum lagi kabar mengenai semua proses akan lebih mudah bila ada pelicinnya. Sikap ini menyebabkan munculnya paradigma yang sudah tergambar dalam setiap pikiran anak muda, untuk tidak ikut campur tangan sekadar tinggal kesan. Ini menjadi sebuah pucuk dasar yang menyebabkan munculnya sikap acuh untuk terlibat lebih jauh.

Munculnya paradigma ini juga dibarengi dengan kurangnya pemahaman yang di dapat oleh anak muda di bangku sekolah, pelajaran yang didapatnya tidak terlalu menyasar langsung, mengenalkan bagaimana sebuah negara dibangun dengan pilar demokrasi nya, bergerak pada proses maju setelah dilengkapi pengetahuan sejarah bagaimana sebuah negara berdiri.

Suara sumbang yang terdengar samar-samar di barisan belakang pun ikut meramaikan cibiran untuk anak muda lainnya yang sedang belajar berkembang,suara itu tak lain karena sikap anak muda sebagai kaum intelektual yang cenderung bersuara bebas tanpa alur jelas, bernyanyi dengan memekik namun hanya untuk mencabik dan selanjutnya anarkis.

Kaum pengekor yang mudah untuk dibawa ke mana saja. menjadi kelemahan anak muda dalam menyuarakan suara politiknya,karna sudah terkumpul paradigma yang lumayan menyulitkan. Kaum muda dinilai sebagai sebuah aset bangsa tapi tidak terlalu cukup untuk diberi pikulan dalam membantu tugas memahami negara secara perlahan. Iya,kurang dilibatkan langsung dalam proses pencapaian kemufakatan.

Faktor ini dapat mempengaruhi sikap yang mendorong setiap anak muda lebih mengeskplor kemampuannya sendiri dan seakan tidak sigap mengenai hak dan kewajibannya sebagai  seorang warga negara karna kurangnya informasi yang diterima.

Anak muda sesungguhnya punya banyak hal-hal menarik yang diluar topik, pikiran yang dipenuhi dengan imajinasi yang dipunyai dapat membuat segala pemikiran-pemikiran dalam sebuah proses dapat berkembang, karna sifatnya yang selalu out of the box. Sayang nya kadang pemiikiran liar itu dianggap sebagai sebuah kesalahpahaman dan ketidak mengertiannya dalam memahami suatu masalah.

Selain mempunyai pemikiran yang out of the box anak muda juga merupakan generasi pemilik teknologi,dengan mudah nya beradaptasi terhadap kemajuan dan kecanggihan teknologi, dan menjadi seorang responsif informasi yang aktif dan tanggap, dapat dibuktikan dengan mudahnya setiap anak muda punya akun di setiap aplikasi media sosial.

Banyak anak muda yang apatis dikarenakan rasa ingin tahunya sudah tertutupi oleh sebuah citra yang terbangun mengenai rumitnya politik yang dibuat karna yang disiarkan melainkan lebih kepada hasil,tidak mengenai kepada proses pencapaiannya. Lebih mengarah kepada jawaban tapi tidak ada edukasi mengapa hal itu terjadi.

Walau sebenarnya anak muda bukan apatis iya merasa tidak tahu bagaimana caranya bersuara untuk didengar, iya hanya takut bila ucapannya salah dan tak ada yang mendengarnya lagi, atau iya hanya sudah bicara namun bicaranya tak didengar.

Anak muda tidak apatis,dia hanya sedang mencari contoh sosok yang bisa ditiru dalam prilaku,iya bukan tidak tahu mengenai hak dan kewajibannya hanya saja buku-buku yang dipelajari hanya membahas kulitnya saja. iya kadang butuh tindakan nyata.

Anak muda yang sedang tumbuh berkembang,sering melakukan kesalahan dalam proses pencarian jati dirinya, rangkulan dan pemberian informasi yang tepat akan menumbuhkan jiwa-jiwa individu yang membuatnya berpikir lebih ke depan dan tak memikirkan dirinya sendiri.

pemahaman ini harus diubah dengan merangkul semua elemen, pihak muda yang punya pemikiran berkembangnya dapat diarahkan menuju proses-proses pencapaian keputusan,dengan memberikan ruang. iya diajak untuk terlibat aktif, memahami, belajar, menangkap, mencerna dan mengkritisi dengan bahasa yang sopan dan baik, dengan sikap yang menunjukan iya pantas dihargai.

Menjadi sebuah pembuka aspirasi yang perlu didengar bahwa ada kesalahan atau ketidakpahaman yang tidak dimengertinya sebagai seorang yang tidak terlibat langsung, iya perlu didengar sebagai seorang yang sedang berlajar dan tumbuh, dipersiapkan dengan baik sebagai aset dan kebanggaan negara.

Diajari memimpin dengan cara yang baik dan benar, bukan dengan kepentingan yang menyangkut dirinya sendiri atau orang lain, iya harus diajari empati mengenai perduli terhadap sesama, reaktif dan responsif terhadap lingkungan sekitar. Dan terlibat dalam organisasi-organisasi yang membuatnya mengerti hak dan kewajibannya.

Mengutip kata-kata milik Berthold Brecht (1898-1956), seorang penyair Jerman, yang juga dramawan, sutradara teater, dan marxis, nasehatnya penting kita renungkan; "Buta yang terburuk adalah buta politik, dia tidak mendengar, tidak berbicara, dan tidak berpartisipasi dalam peristiwa politik. Dia tidak tahu bahwa biaya hidup, harga kacang, harga ikan, harga tepung, biaya sewa, harga sepatu dan obat, semua tergantung pada keputusan politik.

Orang yang buta politik begitu bodoh sehingga ia bangga dan membusungkan dadanya mengatakan bahwa ia membenci politik. Si dungu tidak tahu bahwa dari kebodohan politiknya lahir pelacur, anak terlantar, dan pencuri terburuk dari semua pencuri, politisi buruk, rusaknya perusahaan nasional dan multinasional yang menguras kekayaan negeri."

Politik merupakan unsur elemen penting yang harus dimilki setiap orang, pendidikan politik dirasa sangat perlu mengingat segala kehidupan mempunyai unsur politik.terlebih bicara pemuda sebagai sebuah aset bangsa yang akan menjadi penerus, generasi muda diharapkan sudah dapat tampil di kancah nasional maupun internasional untuk membantu membawa negaranya tumbuh lebih baik.

Berdiri sebagai seorang yang mengerti hak dan kewajibannya dengan.**(red/diman)

1 komentar

  1. light and make it fundamental. More many people really need to read this and have an understanding of this side of the story. I cant believe youre not more rakyat merdeka

    BalasHapus