Ketua Pemuda Muhammadiyah Halmahera Utara (Jumar Mafoloi, SH) KoranMalut.Co.Id - Sejak diperintahkan, apa yang diminta dikorbankan adal...
Ketua Pemuda Muhammadiyah Halmahera Utara (Jumar Mafoloi, SH)
KoranMalut.Co.Id - Sejak diperintahkan, apa yang diminta dikorbankan adalah barang/sesuatu yang sangat dicintai/disukai, yang menunjukkan bahwa Allah sedang menguji apakah seorang hamba itu benar/sungguh-sungguh mencintai Allah diatas segalanya, mau mengorbankan apa saja untuk yang dicintainya, sekaligus menegaskan bahwa Allah adalah pemilik semuanya termasuk apa-apa yang ada/dititipkan pada manusia.
Jika ber Qurban dengan sesuatu yang sangat kita cintai untuk mengurbankan kepada Allah, maka niat dan keikhlasan qurban kita akan menempatkan cinta kepada Allah. Bahwa sesuatu yang kita cintai di dunia melebihi segalanya, kemudian kita qurbankan kepada Allah maka disitulah kita menempatkan qurban sebagai cinta tertinggi kepada Allah. surah Alkautsar ayat 2 Allah berfirman.:
فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْ
“Maka laksanakanlah sholat karena Tuhanmu, dan berqurbanlah (sebagai ibadah untuk mendekatkan diri kepada tuhan). Kemudian ada juga dalam Quraan surah Alhajj ayat 36;
وَالْبُدْنَ جَعَلْنَاهَا لَكُمْ مِنْ شَعَائِرِ اللَّهِ
“Dan telah kami jadikan untuk kalian unta-unta itu sebagian dari syiar Allah.”. Sedangkan di antara hadis yang dijadikan dalil adalah hadis riwayat Imam Bukhari dari Anas bin Malik, dia berkata;
ضحى رسول الله صلى الله عليه وسلم بكبشين املحين اقرنين فرايته واضعا قدميه على صفاحها يسمي ويكبر فذبحها بيده
“Nabi Saw. berkurban dengan dua kambing gemuk dan bertanduk. Saya melihat Nabi Saw. meletakkan kedua kakinya di atas pundak kambing tersebut, kemudian Nabi Saw. membaca basmalah, takbir dan menyembelih dengan tangannya sendiri.”.
Qurban adalah ibada untuk mendekatkan diri dan sebagai jalan mahabbatullah (cinta kepada Allah SWT). Selain itu, Qurban juga manusia bisa mendapat bekal taqwa, karena Manusia hidup di dunia harus mencari bekal taqwa untuk keselamatan di akhiratnya, dengan menjalankan perintah Tuhan, dan menjauhi larangan-Nya. Manusia yang bertaqwa akan tumbuh perasaannya bahwa ia adalah hamba/abdi dari Tuhannya. Berkurban merupakan bentuk ketaatan dan tunduk atas perintah Tuhan.
Qurban mempunyai akar kata qaruba, yang membentuk kata: qurb (dekat), taqarrub (mendekatkan diri), aqriba’ (kerabat). Seiring bertambahnya usia akan bertambah dekat pula dengan kematian, artinya makin dekat perjumpaan dengan Tuhan, dengan qurban minimal menjadikan ingat dan insaf, yang pada akhirnya berjumpa dengan-Nya dalam kebaikan. Ibadah Qurban adalah syiar Islam yang melestarikan millah atau sunnah Nabi Ibrahim as, Nabi yang berjuluk Khalilullah (orang yang sangat dekat dengan Tuhan)
Hadist Nabi mengatakan, Setiap kebaikan adalah sedekah, yang berfungsi untuk mensucikan diri dan harta. Ibadah Kurban adalah amal kebaikan yang amat disukai Allah di hari Raya Iedul Adha (HR. Tirmidzi). Sebagai penebus dosa mendapatkan pengampunan (HR. Al-Bazzar dan Ibnu Hibban)“Hai Fatimah,berdirilah di sisi korbanmu dan saksikanlah ia, sesungguhnya titisan darahnya yang pertama itu pengampunan bagimu atas dosa-dosamu yang telah lalu” dari dalil di atas jelas bahwa Ibada Qurban merupakan ibadah yang memiliki nilai Mahabba kepada Allah, sebagai menempatkan cinta pada Allah yang amat agung.
Qurban juga sebagai manivesto kasih sayang yang agung, hal ini tidak dipungkiri bahwa Kurban bermanfaat bagi sesama, menumbuhkan dan meningkatkan kasih sayang, utamanya antara yang kaya dan miskin, merekatkan hubungan yang renggang, wujud kebersamaan dan kerukunan, karena masyarakat saling bersilaturahim.
“Tiada suatu amalan yang dilakukan oleh manusia pada Hari Raya Kurban, yang lebih dicintai Allah selain daripada menyembelih haiwan Kurban. Sesungguhnya hewan kurban itu pada hari kiamat kelak akan datang berserta dengan tanduk-tanduknya, bulu-bulunya dan kuku-kukunya, dan sesungguhnya sebelum darah kurban itu menyentuh tanah, ia (pahalanya) telah diterima disisi Allah, maka beruntunglah kamu semua dengan (pahala) kurban itu.” (HR.Al-Tarmuzi, Ibnu Majah dan Al-Hakim), dalam riwayat lain “Muliakanlah kurban kamu karena ia menjadi tunggangan kamu di titian (shirat) pada hari kiamat.”
Allah SWT telah menetapkan ibadah kurban dengan menguji Nabi Ibrahim untuk mengurbankan angkanya Nabi Ismail, dalam posisi itu, Allah menguji kecintaan Ibrahim kepada Allah dengan mengurbankan anak yang sangat ia cintai dan sayangi. Untuk itu, mari jadikan Qurban sebagai menyerahkan cintah sepenuhnya hanya kepada Allah SWT. Di hari idul adha ini tentunya perintah berkurban tidak hanya dijadikan sebagai kegiatan serimonial, namun jadikan sebagai ibadah menempatkan cinta kepada Allah sebagai cinta yang agung.
Red/km/87
