Grid

GRID_STYLE

Breaking News

latest

Erwin Umar dan Mukalaf Politik

Penulis : Hasan Bahta Koranmalut.Co.Id - Setuju atau tidak akhir - akhir ini nama Erwin Umar mulai terdengar di mana-mana, menyusuri se...


Penulis : Hasan Bahta

Koranmalut.Co.Id - Setuju atau tidak akhir - akhir ini nama Erwin Umar mulai terdengar di mana-mana, menyusuri setiap gang-gang dan lorong-lorong di Kota Ternate dan Halmahera Barat. Politisi muda Partai Perindo ini membuat decak kagum banyak orang sekaligus kecemasan bagi pihak-pihak tertentu.

Usianya masih terbilang muda, baru beranjak 33 tahun. Tapi sosoknya yang energik itu menggoda untuk dibincangkan. Bukan karena rupanya yang ganteng, tapi dalam dirinya tersimpan energi yang mampu menggerakkan roda perubahan daerah ini. Banyak orang percaya, Erwin adalah matahari baru Maluku Utara.

Pelabelan itu bukan tanpa alasan, pria lulusan Al - Azhar University Kairo ini telah menunjukan kualitas perilakunya yang santun, baik serta ramah, dia seperti kamus "tauladan" yang sedang berjalan.

Sebelum kontestasi ini, Erwin tidak pernah terlibat langsung dalam pragmatis politik, tapi pernah menjadi tim pada suatu pemilihan kepala daerah. Pileg 2019 ini, dia terjun langsung sebagai salah satu calon Anggota DPRD Propinsi Maluku Utara. Dia ikut bertarung dengan menenteng pemahamanya tentang politik. Politik bagi dia adalah sarana ijtihad untuk kepentingan kemaslahatan orang banyak, untuk itu dia wakafkan dirinya demi orang banyak.

Pada suatu diskusi singkat, dia pernah mengatakan :  yang kita harapkan dari anak-anak muda sekarang ini adalah mukalaf politik. Tahu mana benar dan salah, baik dan buruk, dalam pelbagai timbangan ketika bertindak sebagai manusia politik. Dengan menjadi mukalaf politik, ia tahu risiko menempuh jalan abu-abu dengan kerangka kemaslahatan bagi publik. Mukalaf politik adalah kekuatan untuk siap menempuh jalan yang tidak sebentar, tidak tiba-tiba.

Pria yang pernah bersekolah di Pesantren Alkhairat Bumi Hijrah di Ome Tikep itu, mengaku dirinya telah siap menghadapi segala resiko buruk dalam menjalani misi politiknya.

Dengan memiliki pengetahuan agama yang kuat, menjadikan dirinya pribadi yang luhur, bijak dan tidak egois. Meski hidup dalam keadaan serba berkecukupan tidak membuatnya angkuh, sombong dan meremehkan sesama manusia, dia pantas dicontohi. Memiliki karakter yang jujur, ulet dan tangguh dalam melaksanakan suatu pekerjaan, semakin memperkuat moralitas sebagai seorang pemimpin ummat kelak.

Kompleksitas persoalan yang dihadapi Maluku Utara saat ini, mulai dari krisis ekonomi hingga kritis kepercayaan publik terhadap pemerintahan, kita harusnya lebih sadar untuk memberi legitimasi terhadap sosok yang lebih berkarakter, Erwin Umar adalah pilihan paling solutif untuk mengembalikan marwah Maluku Utara.

Menurut hemat penulis, kehadiran Erwin Umar di kancah politik Malut mulai mendatangkan warna baru dalam dinamisasi kontestasi saat ini. Betapa tidak, dalam proses konsolidasi yang sedang berjalan, Erwin tidak pernah lelah mendatangi setiap konsituen dari rumah ke rumah tanpa melalui perantara. Bahkan desa - desa di pelosok Loloda nan jauh di sana dia datangi meski harus melawan riak ombak yang sesekali mengancam keselamatan dirinya.

Berbeda dengan rival dia dari dalam maupun luar partai, yang hanya mengirim Alat Peraga Kampanye mereka di tempat terjauh tanpa bertatap muka dengan masyarakat setempat. Tradisi seperti ini sudah berlangsung, bahkan telah menjelma menjadi kebiasaan yang terus dipelihara para politisi. Erwin mampu menembus batas itu. Dia tidak ingin terfragmentasi dalam kesesatan itu.

Akhir kata, lewat sepenggal coretan ini penulis hendak mengimbau mari kita lepaskan jubah keegoan, fanatisme etnik, dan keangkuhan yang akut. Mari berlomba untuk kemajuan Maluku Utara. Jangan ada lagi politik simpan siur, politik adu domba, politik pecah belah, politik "kefoyaan". Mari berpoltik dengan kejernihan hati, kepala yang dingin, dengan mengedepankan harapan bagi masyarakat Maluku Utara agar tidak ada lagi keraguan bagi dinamika politik kita.**(red)