Grid

GRID_STYLE

Breaking News

latest

Pemuda dan Politik

Oleh : Syaiful Amarulla, ST  (Juru Bicar DPD Partai Solidaritas Indonesia Kota Ternate)  Pemuda selalu mengambil bagian penting dalam s...

Oleh : Syaiful Amarulla, ST 
(Juru Bicar DPD Partai Solidaritas Indonesia Kota Ternate) 

Pemuda selalu mengambil bagian penting dalam setiap lembaran sejarah perjuangan bangsa indonesia merebut kemerdekaan serta melawan penjajah imprealis dan kolonialisme. Pemuda selalu tampil terdepan ketika berbicara tentang perjuangan bangsa Indonesia.

Pada tahun 1908 di bulan mei sekelompok pemuda mendirikan organisasi Boedi Oetomo yang merupakan titik awal dari bangkitnya perjuangan melawan penjajahan dan rasa ingin bebas dari cengkraman kolonialisme. Tahun demi tahun pemuda menjadi ujung tombak  perjuangan melawan penjajah salah satunya adalah Semaun yang kemunculan di pangung politik pergerakan di usia yang sangat belia 14 tahun dengan bergabung di organisasi Serikat Islam (SI) dan di usia 18 Tahun Semaun sudah mampu menjadi pimpinan Serikat Islam di Semarang.

Bayangkan saja anak muda zaman now  di usia belasan tahun masi alergi dengan namanya organisasi apalagi berbicara politik. Padahal tokoh-tokoh kemerdekaan kita memulai perjuangan di usia yang masi muda, Soekarno, Hatta, Sahril, Tan Malaka, Musso, Alimin dll.
Kegelisahan-kegelisahan pemuda dan pelajar terhadap masa depan bangsa ini, membuat mereka berkolaborasi dari semua aliran Idiologi, Agama, dan Daerah berkumpul pada bulan Oktober 1928 untuk menyatukan pandangan yang maju dan Revolusioner.

Pada intinya mereka memiliki satu kesamaan Berbangsa, Bertanah Air dan Berbahasa Satu INDONESIA.
Pemuda dan pelajar Indonesia berkontribusi besar saat indonesia memproklamirkan kemerdekaan, di mana kaum muda mendesak kaum tua (Soekarno – Hatta) untuk segera memproklamirkan kemerdekaan Indonesia (Peristiwa ini di kenal dengan peristiwa Rengas Dengklok).

Selama 32 tahun Orde Baru yang di pimpin Soeharto membungkam gerakan-gerkan pemuda. pemuda di jauhi dari aktifitas politik di mulai dari bangku perkuliahan dengan di berlakukan NKK/BKK di tahun 1974. Pemuda di larang berpolitik serta organisasi-organisasi kemahasiswaan di jauhi dari aktifitas politik. Selama bertahun-tahun pemuda indonesai Alergi dengan yang namanya politik. Hingga pada awal tahun 1990an pemuda dan mahasiswa kembali mengkonsulidasi diri dan melakukan perlawanan terhadap Orde Baru, hasilnya pada mei 1998 Soeharto dan Orde baru Tumbang.

Pelarangan pemuda / mahasiswa berpolitik selama 3 dekade (32 Tahun) meningalkan lubang dalam pola pikir pemuda Indonesia yang menggap POLITIK merupakan sesuatu yang sanggat kotor. Selama masa Orde Baru pemuda di arahakan ke sektor-sektor pragmatis dan oportunis dan semua itu melalui pendidikan itu sendiri Dampaknya kita bisa liat sekarang semangat pemuda untuk berpolitik sangatlah minim, karena semangat perjuangan mereka telah luntur dan di ganti dengan semangat berkompetisi secara pragmatis dan oportunis.

Minimnya minat pemuda berpolitik kita bisa mengukur dari partisipasi pemuda yang engan terlibat dalam partai politik, baik sebagai pengurus Partai ataupun bertarung sebagai Calon Legislatif mulai dari tingkat kabupaten  Kota Samapi denga pusat.

Etah partai politik di dominasi oleh kaum tua ataukah masi mengapa politi itu sesuatu yang kotor, Entahlah.?

Oleh sebab itu sekelompok Anak Muda mendirkan Partai Solidaritas Indonesia (PSI) yang merupakan partai baru yang membawa DNA :KEBAJIKA DAN KERAGAMAN. PSI berpijak pada kesadaran, bahwa politik sejatinya adalah hal yang baik. PSI hadir untuk mendektkan kembali Politik pada Kebajikan.

PSI mengajak pada seluruh pemuda Indonesia khususnya Maluku Utara agar sama-sama menumbuhkan sikap Nasionalisme, progres, militan serta Anti Korupsi dan Intoleran, Dengan cara berorganisasi dan berpartai.

Muda, PROGRES itu Kita
Salam Soldaritas

Rep/Red.(Ial)