Grid

GRID_STYLE

Breaking News

latest

Komisi 1 DPRD Provinsi Bertandang ke Imigrasi Tobelo

TOBELO, KoranMalut.Co.Id - Dalam rangka untuk mengontrol keberadaan Orang Asing, Komisi I Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Mal...


TOBELO, KoranMalut.Co.Id - Dalam rangka untuk mengontrol keberadaan Orang Asing, Komisi I Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Maluku Utara (Malut). Jumat, (09/04/2021) bertandang ke Kanor Imigrasi Kelas II Non TPI Tobelo Kabupaten Halmahera Utara (Halut).

Kedatangan mereka dengan tujuan untuk berkoordinasi dan konsultasi terkait dengan keberadaan Orang Asing di Provinsi Maluku Utara

"Sebab kami dari Komisi I yang membidangi Hukum Perundang Undangan,olehnya itu fungsi kami juga untuk mengawasi dan mengontrol Orang Asing yang ada disini". Ujar Wakil Ketua Komisi I DPRD Malut Feri Leasiwal. Jumat (09/04/2021).

Feri mengatakan,keberadaan Orang Asing yang ada di Maluku Utara ini cukup banyak, semenjak dibukanya perusahan di Halmahera Tengah.

" Dua Minggu lalu kami sudah berkonsultasi di Imigrasi Ternate,hanya saja di Ternate tidak tangani sampai di Perusahan IWIP, makanya hari ini kami berkunjung ke Imigrasi Tobelo karena kami ingin mengetahui keberadaan Orang Asing yang ada dalam pengawasan Imigrasi Tobelo meliputi dari Halut,Morotai,Haltim dan Halteng". Ucap Feri

Sebab informasi yang di dapat,lanjut Feri,perusahan yang berada di Malut ini,yang paling banyak orang asing adalah ada di NHM dan IWIP.

"Jadi kedatangan kami kesini itu, untuk melakukan koordinasi lebih lanjut dengan pihak Imigrasi". Katanya

Kenapa Orang Asing di monitor,Feri menambahkan,karena kita bahwa setiap orang asing yang masuk ke Indonesia pasti memiliki potensi resiko,yakni dengan mebawa penyakit, membawa ideologi lain dan membawa motifasi-motifasi lain.

" Ini yang perlu ditangani dan di antisipasi jangan sampai membawa ideologi atau paham-paham yang lain sehingga bisa mengancam disintegrasi bangsa dan mengancam keberadaan bangsa itu tujuan kami karena kita juga adalah melakukan fungsi kepemerintahan salah satunya itu adalah Keimigrasian". Cetusnya

Menurut Feri, kita masih banyak kelemahan dalam hal untuk mengontrol Orang Asing,Sebab Teknologi untuk memantau pergerakan Orang Asing didalam Daerah kita belum ada,sehingga perlu tahu jumlahnya berapa,dalam rangka tujuannya apa,terus berapa lama mereka tinggal di Indonesia dan kapan mereka harus kembali maka hal-hal ini perlu dipantau terus.

"Teknologi kita sementara ini belum tersedia,Orang Asing yang berada di lokasi tambang ketika pergi ke Weda, Ternate itu tidak termonitor,kecuali pergi ke Bandara lalu melapor baru bisa termonitor,tapi kalau melakukan aktifitas kita tidak bisa monitor". Imbuhnya

Feri berharap,kedepan kalau dapat dimonitor untuk mengawasi orang asing berarti kita harus melindungi masyarakat,Daerah dan melindungi Negara kita untuk menjaga keamanan Negara dalam hal ini ancaman dari penyakit berbahaya, seperti saat ini Pandemi Covid-19.

"Karena Covid ini awalnya dari Negara China,apalagi sebagian besar tenaga kerja yang ada di IWIP itu dari China,inikan berpotensi mengancam kesehatan masyarakat lokal". Harapnya

Selain itu,menurut Feri,China juga memiliki Ideologi yang berbeda dengan kita,oleh karena itu,kita juga harus interogasi tujuan mereka kesini,jangan sampai ada tujuan-tukuang intelejen dari negara china masuk ke Indonesia mereka mematamatai atau mencari kekuatan kita ini bisa saja terjadi.

" Ini bukan menuduh ya,hanya saja Hal-hal seperti ini perlu kita antisipasi sejak dini,jangan sampai sudah terjadi  berarti sudah susah". Akhirinya.**(red/gf).

Tidak ada komentar