Grid

GRID_STYLE

Breaking News

latest

Pasien Asal Tolonuo Penderita Atresia Ani Butuh Uluran Tangan

TOBELO. KoranMalut.CoId - Sungguh malang nasib Bahria Sabtu  bocah berusia lima tahun asal Desa Tolonuo, Kecamatan Tobelo Utara Kabupate...

TOBELO. KoranMalut.CoId - Sungguh malang nasib Bahria Sabtu  bocah berusia lima tahun asal Desa Tolonuo, Kecamatan Tobelo Utara Kabupaten Halmahera Utara (Halut) penderita penyakit berbahaya Atresia Ani atau anak lahir tanpa lubang anus membutuhkan uluran tangan para dermawan untuk biaya operasi. selasa, (28'07/20).
       
Pasalnya sejak lahir Bahria lahir dalam keadaan cacat fisik dengan mengalami penderita Atresia Ani, salah satu penyakit sejak lahir yang berbahaya. Meski begitu, apalah daya tangan tak sampai, lantaran orang tua Bahria Hamatu Sabtu dan ibunya Rainin memiliki latar belakang ekonomi yang memperhatinkan. Meski begitu Hamatu dan Rainin tak menyerah mengumpulkan uang untuk biaya operasi Bahria, dengan harapan bisa hidup sehat. Olehnya itu, kedua orang tua Bahria hanya pasrah dengan keadaan anak bungsu mereka tidak lagi berharap banyak dengan masa depan Bahria. Satunya cara untuk menyelamatkan masa depan Bahria membutuhkan uluran tangan para dermawan yang berhati mulia untuk membantu biaya operasi Bahria.
     
Salah satu keluarga Muslim Sabtu yang merupakan paman Bahria Selasa (28/07) mengatakan, Bahwa keponakannya benar mengalami derita Atresia Ani penyakit sejak lahir tanpa lubang anus. Bahria pernah di operasi sejak lahir dengan memasang slang untuk lubang anus buatan. Saat ini, Bahria suda berusia 5 tahun, tentunya Bahria juga punya mimpi untuk bisa meraih masa depan yang cerah," Keponakan saya itu, sejak lahir menderita tanpa lubang anus, bahkan hanya bertahan dengan slang sebagai lubang buatan hingga saat ini, memang sungguh kasiang nasib Bahria yang selalu merasa sakit kalau dia buang air besar maupun kecil," Tuturnya.
      
Muslim mengaku, ayah dan ibu Bahria sangat dalam tekanan masa depan Bahria. Betapa tidak, kedua orang tua Bahria itu, hingga saat ini masih terus berusaha menyelamatkan anak bungsu mereka, agar bisa hidup seperti anak anak biasanya. Tak hanya itu, Kedua orang tua Bahria juga berlatar belakang dari ekonomi yang lemah, tentunya membutuhkan waktu lama untuk bisa mengumpulkan dana operasi Bahria dengan biaya yang begitu besar," berharap anak kami Bahria bisa menjalani operasi atas derita penyakit cacat fisik tanpa lubang anus, semua keluarga tengah berusaha semaksimal mungkin, kami juga bisa berharap para dermawan untuk bisa mengulurkan tangan membantu biaya operasi Bahria," Cetusnya.
      
Sementara itu, kondisi Bahria itu, mendapat simpati dari Himpunan Pelajar Mahasiswa Tolonuo (Hippmat) dengan membentuk tim penggalangan dana guna membantu biaya operasi Bahria. Para pelajar dan Mahasiswa Hippmat itu, Selasa (28/07) langsung menggalang dana di Desa Tolonuo," Saat ini, kita sudah mengumpulkan dana Rp. 1.600 ribu, dan sudah menyerahkan ke orang tua Bahria, kami berharap ada uluran tangan dari para masyarakat serta para dermawan untuk menyisihkan sedikit harta berupa uang sebagai bentuk membantu biaya operasi Bahria," cetus korlap Aksi Galang Dana Djulfait Kokodaka.**(red/km)