KoranMalut.Co.Id - Pada jaman dahulu kala konon ceritanya, di Sulabesi Barat ada Desa yang bernama Wai Bot (Air Putih) Desa tersebut dihu...
Hal itu dijelaskan oleh Safari Naipon ST, melalui Wia WhatsApp tentang sejarah Singkat Terbentuknya Telaga/Danau Kabau dikcamatan Sulabesi Barat, Minggu, 01/09/2019.
"Pada suatu hari mereka memilih Kepala Desa, di saat itu pula terjadinya konflik internal antara ke Empat Soa (Suku) itu persoalannya adalah, ada Soa (Suku) yang mengusulkan Kepala Desa dari kalangan Perempuan, sedangkan adat Masyarakat Desa Wai Bot (Air Putih) Perempuan tidak bisa menjadi Kepala Desa karena akan mendatangkan bala (bencana), selain itu juga bertentangan dengan ajaran Agama Islam, namun mereka tetap bersi keras untuk perempuan menjadi Kepala Desa, maka dari situlah muncul berbagai macam Problem. Ungkap Safari
Pada suatu malam menjelang pagi datang bencana besar secara tiba-tiba, yaitu BIA KIMA (Kerang) datang dari arah laut dengan kecepatan tinggi menuju Desa Wai Bot dan karena bagian tongka (pegangan bagian bawah) kerang teriris Bulu Tui (Bambu atra lindl) yang tajam maka kerangpun terbelah menjadi dua, pada saat itu pula, air keluar dari kerang sehingga tenggelamnya Desa Wai Bot dan semua penduduknya.
Kulit kerang yang terbelah menjadi dua itu, satunya menjadi Telaga yang ada saat ini, dan yang satunya lagi menjadi TAHAGA TAU FON (Telaga Tersembunyi) lokasi dari TAHAGA TAU FON saat ini berada di sekitar 2 KM dari Telaga yang ada saat ini dan banyak menyimpan rahasia mistis.
Masyarakat setempat percaya bahwa penduduk Desa Wai Bot (Air Putih) yang tenggelam pada waktu itu sebagian menjelma menjadi Buaya, begitu juga dengan Desa yang tenggelam sampai sekarang masih ada dan terletaknya di sekitar TANJUNG SALIMA MATA (ditengah tengah telaga) sehingga Masyarakat Kabau sampai saat ini tidak pernah melintasi ditengah-tengah telaga.
Oleh karena itu telaga sangat disakralkan oleh Mesyarakat Desa Kabau, maka sering kali mereka mengadakan ritual SAS TAHAGA (Sumpah Telaga) ritual ini dilakukan oleh KABAU TAMINA (suku asli kabau) dengan tujuan untuk menjaga kelestaria alam yang ada di dalam Telaga.
Safari Naipon menjelaskan juga bahwa: selain dari penjelasan diatas, ada 4 Soa mereka akan memanggil dan memberi makan Buaya-buaya, seperti buaya yang dimiliki empat Soa (Suku) diantaranya adalah:
1. Buaya SOA SANELA, buaya ini bertugas untuk mengantar dan melayani pemimpin, dan diberi tanda Bana (Guraka) di atas kepala
2. Buaya SOA KEDAFOTA (Buaya putih) Buaya ini bertugas untuk mengantar dan melayani imam.
3. Buaya SOA LIDAMONA ada dua yang satu bertugas untuk mengantar Upeti dari Desa Kabau ke Kesultanan Ternate, dan diberi tanda pita merah di leher buaya.
Sedangkan Buaya yang satu nya lagi bertugas untuk menjaga keamanan, karna mempunyai kelebihan dapat membuat
badan nya menjadi besar sesuka hati nya.
4. Buaya SOA PAHLI, buaya ini bertugas menyampaikan berita dan memberi informasi. kata Safari
"Demikian Anak Sulabesi Barat: Asal Mula Terbentuk Terjadinya Telaga Kabau".**(Ris)