Muchlis Santunan Janda Dan Anak Yatim Piatu TOBELO, KoranMalut.Co.Id - Wakil Bupati Kabupaten Halmahera Utara Muchlis Tapi Tapi Jumat (...
![]() |
Muchlis Santunan Janda Dan Anak Yatim Piatu |
Pembukaan Kegiatan dengan tema Ramdhan dalam modifikasi edukasi moral generasi melenial, dihadiri oleh KUA Galela Rahman Saha. KUA Galela Selatan, KUA Tobelo Utara, Imam masjid, Pemerintah Desa, Tokoh Agama, Tokoh Adat, dan peserta pesantren kilat. Dalam agenda tersebut, Wabup tak hentinya memberikan santunan kemanusiaan, terhadap janda dan yatim piatu.
Ketua Panitia Rido Haruna mengatakan, kegiatan ini, dikuti dengan pemberian santunan oleh Wakil Bupati kepada janda dan yatim piatu. Kegiatan dilaksanakan dilaksanakan selama Jumat sampai Minggu. Status peserta yaitu Siswa dari SD, SMP, SMA dan Mahasiswa. Bahkan diundang dari luar Mamuya. Saat ini dana yang terkumpul sebanyak 8 Juta, sumber anggaran yang didapat dari bantuan Wakil Bupati, dan BAZNAS dan bantuan Pribadi." Kami membuat kegiatan ini karena situasi remaja dan pemuda lagi kehilangan jati diri keagamaan dan adab, kami juga berterima kasih kepada Wakil Bupati yang telah memberi santunan kepada janda dan yatim piatu, semoga niat baik Wabup diberikan kemudahan dalam urusan keumatan dan kemanusiaan." Terang Rido.
Sementara Wakil Bupati Halut Muchlis Tapi Tapi Mengatakan, kegiatan yang dilakukan oleh Remas ini sangat positif atas dasar kesadaran, bagaimana mereka ini memiliki ide, tentunya membutuhkan kita semua. Hari ini kita semua bisa melaksanakan kegiatan di Ramdhan dengan baik."Saya titip ibu janda dan yatim piatu untuk saling membagi kebahagian, dibulan suci ramdhan. Jangan dilihat berapa yang saya berikan tapi lihatlah ini bagian dari saling memberi." Terang Wabup.
Lanjut Ia, Semarak Ramdhan tahun ini berbeda dengan tahun lalu, karena diperhadapkan dengan agenda agenda nasional, sehingga menyibukkan masyarakat. Tapi Alhamdulillah anak anak kita di Mamuya tidak lalai melaksanakan semarak Ramadhan berupa pesantren kilat. Ini patut didukung. Saat ini kita mengajak pemuda sangat sulit lantaran kita hidup di dunia milenial, sehingga rasa saling pandang pun hilang. Ini fenomena terjadi di seluruh desa.
Pesantren kilat ini bagian dari upaya sedikit memberikan pengetahuan terhadap anak anak kita, sebab Saat ini hubungan anak dengan orang tua sangat jauh, kalaupun dinasehati suda tidak menjadi konteks perhatian lagi. Instrumen apa yang bisa mengontrol, Sekolah suda tidak bisa berharap, TPQ suda tidak bisa berharap. Untuk itu kembali dari diri sesuai dengan Quraan, Saya perhatin situasi ini, saya senang jika ada anak anak kita berkreasi membuat kegiatan pesantren kilat, Insyaallah ini bisa menjadi agenda tahunan." Tutupnya.**(kibo)