Grid

GRID_STYLE

Breaking News

latest

Caleg Dan Harapan Rakyat

                         Oleh Jumar Mafoloi :                         Sekretaris Umum Pemuda                    Muhammadiyah Halut ...

                         Oleh Jumar Mafoloi :
                      Sekretaris Umum Pemuda 
                  Muhammadiyah Halut
Koranmalut.Co.Id, - Kontestasi Pemilihan Umum Legislatif, dan Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2019 secara serentak dimulai. Perhelatan Pemilu, tentunya menjadi ajang pertarungan gagasan dan program selama satu dekade periode. Hal ini bakal bermunculan wajah baru bren politik para kontestan pemilu. Rakyat menjadi ladang penggarapan gagasan dan program para pemangku kepentingan.

Sejak pemilu dimulai tahun 1976, kontestasi partai politik dikemas tersisa hanya tiga partai, dengan warna ideologi yang telah mengakar di tubuh bangsa. Diantaranya Partai berlebelkan Agamais dibawa komando Partai Persatuan Pembangunan (PPP), sementara yang berlebelkan Orde lama Partai  Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), dan Partai Orde Baru (Golkar). Ketiga partai ini, menjadi payung para politisi merebut Kursi parlemen dan Presiden. Dierah ini, kedua partai selain Golkar, selalu kalah dalam perhelatan Pemilu. Hingga menuju era Reformasi.

Dierah Reformasi, Eksistensi PPP pecah menjadi beberapa partai, karena ketidak sejalan tokoh Muslim di tubuh PPP, hingga terpecah menjadi beberapa partai, diantaranya PBB, PKB dan PKS. Alhasil dari sistem reformasi terjadi sebuah pembaharuan sistem politik di Indonesia, namun secara hakikat praktik politik masa lalu masih mengakar dan membudaya, sehingga arah politik kita lebih pada kepentingan kelompok.

Sementara pemilu di era Reformasi Tahun 2014, 2009,  2014, terjadi signifikan perubahan. Sebab kontestan pemilu dituntut berdasarkan UU ikut meligitimasi menciptakan pendidikan politik akar rumput. Bahkan, saat ini, rakyat kembali dihadapkan dengan pilihan politik dari Nasional sampai Daerah Kabupaten Kota. Pilihan dari faktor Kekeluargaan, Faktor Ekonomi, dan Faktor ketokohan.

Yang menjadi pertanyaan, Wajah baru Bren Politik seperti apa para kontestan politik, guna menggarap signifikan suara, dengan literatur intelektual.?, Tentunya kembali pada, kemampuan dan kecerdasan mengambil hati rakyat, apakah dengan modal balas Budi, atau modal keuangan.? Tergantung rakyat sejauh mana memahami makna Demokrasi dalam kontestasi pemilu 2019.

 Fenomena politik yang terjerumus pada praktik politik, Mony politik, Politik Etnis,. Dan Politisasi Agama. Sudah mendarah daging di tubuh perpolitikan Malut. Tentunya fenomena ini, Penyelenggara, harus mampu meminimalisir fenomena tersebut, agar Bren politik Malut terus berbenah secara baik.

Harapan Rakyat, Para Caleg agar tidak lagi mengumbar janji, bangun ini, dan bangun itu, diluar kewenangan dan fungsi legislatif. Selain itu, para Caleg tidak lagi, membayar suara rakyat dengan Uang. Agar Rakyat tidak lagi dibodohi di kontestasi pesta Demokrasi. Seharusnya Caleg lebih menunjukan sikap dan integritas ketika duduk di Legislatif, dengan mengawal hingga berkomitmen tetap bersama rakyat. (red)